Rabu, 30 Desember 2009

LAJU DAN PENYEBAB DEFORESTASI DI INDONESIA

LAJU DAN PENYEBAB DEFORESTASI DI INDONESIA : PENELAAHAN KERANCUAN DAN PENYELESAIANNYA
Sudah ada beberapa penelitian utama mengenai laju dan penyebab deforestasi di Indonesia akhir-akhir ini dan sudah banyak literatur yang berkaitan dengan hal tersebut, namun masih belum ada konsensus dalam dunia penelitian mengenai masalah-masalah ini. Makalah ini mengulas aspek-aspek ketidakpastian dan kerancuan yang ada, dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab untuk mendapatkan pokok permasalahan. Diantara pertanyaan-pertanyaan pokok adalah: (1) Bagaimanakah kita mendefinisikan hutan, deforestasi dan pelaku deforestasi dalam konteks Indonesia?; (2) Apakah ciri-ciri sosio-ekonomis dan bagaimanakah praktek penggunaan lahan berbagai pelaku yang dikelompokkan begitu saja di bawah istilah perladangan berpindah?; (3) Apakah hubungan antara naiknya kepadatan penduduk dan hilangnya tutupan hutan merupakan hubungan sebab akibat atau hanya kebetulan?; (4) Mengapa beberapa pemegang konsesi nampaknya mengelola konsesinya dengan cukup baik, sedangkan banyak pemegang konsesi lainnya tidak?; (5) Apakah pengaruh nyata restrukturisasi ekonomi makro dan perubahan harga-harga komoditas sejak awal 1980-an pada tutupan hutan? Diusulkan pedoman-pedoman untuk perbaikan penelitian mengenai laju dan penyebab perubahan tutupan hutan. Makalah ini diakhiri dengan catatan akan perlunya menghilangkan kecenderungan mencari penyebab tunggal. Penjelasan-penjelasan yang meyakinkan tentu saja tidak sederhana, karena penyebab-penyebab deforestasi tertanam dalam kekuatan-kekuatan sosio-ekonomis yang mapan dan luas jangkauannya. Source: William D. Sunderlin dan Ida Aju Pradnja Resosudarmo (Diambil dari ringkasan)

A. Mammal Surveys

A. Mammal Surveys John D. Perrine & Chris C. Conroy "Lassen Transect" berjarak sejauh 3,125 mil2 di california utara dari Sungai Sacramento hingga Perbatasan Nevada. Secara umum, masing-masing lokasi binatang menyusui telah disurvei diatas suatu lima periode hari. Pada hari yang pertama, perangkap yang dibentuk untuk mewakili semua tipe habitat utama di area tersebut. Perangkap kemudian dicek setiap empat hari. Pada pagi terakhir perangkap diambil dan dipindahkan ke lokasi sampling selanjutnya. Lokasi yang berjarak dekat sering di sample secara bersamaan. Dengan perbedaan utama habitat antar transect, keanekaragaman habitat pada lokasi masing-masing, dan cakupan di kebiasaan makanan taxa focal, kita tidak menggunakan suatu perangkap di desain standard (misalnya sebagai garis sejajar;ditetapkan pada interval jarak yang seragam dengan memanfaatkan suatu umpan). Link untuk download yang lengkap: LassenTransectResurvey

Senin, 28 Desember 2009

Hutan Hujan

APAKAH HUTAN HUJAN ITU?
Hutan hujan tropis adalah hutan dengan pohon-pohon yang tinggi, iklim yang hangat, dan curah hujan yang tinggi. Di beberapa hutan hujan, curah hujannya lebih besar dari 1 inci per hari! Hutan hujan dapat ditemukan di Afrika, Asia, Australia, serta Amerika Tengah dan Selatan. Hutan hujan terbesar di dunia adalah hutan hujan Amazon. Hutan hujan dapat dijumpai di daerah tropis, daerah di antara Capricorn Tropis dan Cancer Tropis. Di daerah ini, matahari bersinar sangat kuat dan dengan kuantitas waktu yang sama setiap hari sepanjang tahun, menjadikan iklim hangat dan stabil. Banyak negara memiliki hutan hujan. Negara-negara dengan jumlah hutan hujan terbesar adalah: 1. Brazil 2. Kongo, Republik Demokratik 3. Peru 4. Indonesia 5. Kolombia 6. Papua Nugini 7. Venezuela 8. Bolivia 9. Meksiko 10. Suriname APAKAH YANG MENJADIKAN HUTAN HUJAN? Setiap hutan hujan adalah unik, namun ada beberapa fitur tertentu yang umumnya terdapat pada semua hutan hujan tropis. 1. Lokasi: hutan hujan berada di daerah tropis 2. Curah hujan: hutan hujan memperoleh curah hujan sebesar paling tidak 80 inci setiap tahunnya 3. Kanopi: hutan hujan memiliki kanopi, yaitu lapisan-lapisan cabang pohon beserta daunnya yang terbentuk oleh rapatnya pohon-pohon hutan hujan 4. Keanekaragaman biota: hutan hujan memiliki tingkan keragaman biota yang tinggi (biodiversity). Biodiversity adalah sebutan untuk seluruh benda hidup -- seperti tumbuhan, hewan, dan jamur -- yang ditemukan di suatu ekosistem. Para peneliti percaya bahwa sekitar separuh dari tumbuhan dan hewan yang ditemukan di muka bumi hidup di hutan hujan 5. Hubungan simbiotik antar spesies: spesies di hutan hujan seringkali bekerja bersama. Hubungan simbiotik adalah hubungan dimana dua spesies berbeda saling menguntungkan dengan saling membantu. Contohnya, beberapa tumbuhan membuat struktur tempat tinggal kecil dan gula untuk semut. Sebagai balasannya, semut menjaga tumbuhan dari serangga-serangga lain yang mungkin ingin memakan daun dari tumbuhan tersebut APAKAH KANOPI ITU? Di hutan hujan tropis, kebanyakan kehidupan tumbuhan dan hewan tidak ditemukan di permukaan tanah (forest floor), tapi mungkin di dunia dedaunan yang dikenal dengan nama kanopi. Kanopi, yang bisa berada di ketinggian 100 kaki (30 m) dari atas tanah, terbentuk oleh cabang-cabang dan dedaunan pohon-pohon hutan hujan yang saling tumpang tindih. Para peneliti memperkirakan bahwa 70-90% dari kehidupan di hutan hujan ditemukan di pepohonan, ini membuatnya menjadi habitat terkaya bagi kehidupan tumbuhan dan hewan. Banyak hewan terkenal termasuk monyet, katak, kadal, burung, sloth, dan kucing kecil ditemukan di kanopi. Lingkungan di kanopi sangat berbeda dari lingkungan di permukaan tanah. Saat siang hari, kanopi lebih kering dan lebih panas dibandingkan bagian lain dari hutan dan tumbuhan dan hewan yang hidup di sana telah beradaptasi untuk kehidupan di pepohonan. Contohnya, banyaknya dedaunan di kanopi membuat susah untuk melihat lebih dari beberapa kaki, membuat banyak hewan-hewan kanopi yang bergantung pada teriakan keras atau nada-nada tertentu untuk berkomunikasi. Kesenjangan di antara pepohonan juga membuat beberapa hewan kanopi berpindah dari pohon yang satu ke pohon lainnya dengan terbang, melompat, atau mengayun. Para ilmuwan telah tertarik untuk meneliti mengenai kanopi sejak lama, namun karena tingginya pepohonan hutan hujan penelitian sulit dilakukan hingga baru-baru ini. Saat ini terdapat fasilitas-fasilitas yang dapat membantu para peneliti ini untuk menguak rahasia kanopi, seperti jembatan tali, tangga, dan menara. Kanopi hanyalah salah satu dari beberapa lapisan di hutan hujan. Amati diagram di sebelah kiri untuk melihat lapisan lainnya (overstory, understory, shrumb layer, dan forest floor) PERMUKAAN TANAH HUTAN HUJAN Dedaunan di kanopi membuat lapisan dasar dari hutan hujan umumnya gelap dan lembab. Bagaimanapun, terlepas dari bayang-bayang konstanya, permukaan tanah dari hutan hujan adalah bagian yang penting dari ekosistem hutan. Lantai hutan adalah dimana terjadinya pembusukan (decomposation). Dekomposasi atau pembusukan adalah proses ketika makhluk-makhluk pembusuk seperti jamur dan mikro organism mengurai tumbuhan dan hewan yang mati dan mendaur ulang material-material serta nutrisi-nutrisi yang berguna. Banyak dari hewan-hewan terbesar hutan hujan ditemukan di lantai hutan. Beberapa dari ini termasuk gajah, tapir, dan macan kumbang. KENAPA HUTAN HUJAN PENTING? Hutan hujan penting bagi ekosistem global. Hutan hujan: * menyediakan rumah bagi banyak tumbuhan dan hewan; * membantu menstabilkan iklim dunia; * melindungi dari banjir, kekeringan, dan erosi; * adalah sumber dari obat-obatan dan makanan; * menyokong kehidupan manusia suku pedalaman; dan * adalah tempat menarik untuk dikunjungi HUTAN HUJAN MEMBANTU MENSTABILKAN IKLIM Hutan hujan membantu menstabilkan iklim dunia dengan cara menyerap karbon dioksida dari atmosfer. Pembuangan karbon dioksida ke atmosfer dipercaya memberikan pengaruh bagi perubahan iklim melalui pemanasan global. Karenanya hutan hujan mempunyai peran yang penting dalam mengatasi pemanasan global. Hutan hujan juga mempengaruhi kondisi cuaca lokal dengan membuat hujan dan mengatur suhu. HUTAN HUJAN MENYEDIAKAN RUMAH BAGI TUMBUHAN DAN HEWAN LIAR Hutan hujan merupakan rumah bagi banyak spesies tumbuhan dan hewan di dunia, termasuk diantaranya spesies yang terancam punah. Saat hutan ditebangi, banyak spesies yang harus menghadapi kepunahan. Beberapa spesies di hutan hujan hanya dapat bertahan hidup di habitat asli mereka. Kebun binatang tidak dapat menyelamatkan seluruh hewan. HUTAN HUJAN MEMBANTU MENJAGA PEREDARAN AIR Hutan hujan membantu menjaga peredaran air. Menurut U.S. Geological Survey, "peredaran air, juga dikenal dengan peredaran hidrologi, menggambarkan pergerakan berkelanjutan dari air di, di atas, dan di bawah permukaan bumi." Peran hutan hujan dalam peredaran air ini adalah untuk menambah air ke atmosfer melalui proses transpirasi (dimana mereka melepas air dari daun-daunnya pada saat fotosintesis). Uap air ini mempengaruhi formasi awan hujan yang melepaskan air kembali ke hutan hujan. Di Amazon, 50-80% dari uap air tetap di dalam ekosistem peredaran air. Jika hutan hujan ditebangi, uap air yang masuk ke atmosfer akan semakin berkurang, dan hujan yang diturunkan pun turut berkurang, bahkan terkadang hingga menyebabkan kekeringan. HUTAN HUJAN MENGURANGI EROSI Akar-akar dari pepohonan dan vegetasi hutan hujan membantu menahan tanah. Saat pepohonan ditebangi, tak akan ada lagi penahan apapun yang melindungi permukaan tanah dan tanah pun akan cepat terbawa hanyut oleh air hujan. Proses terbawa hanyutnya tanah ini dikenal dengan erosi. Begitu air ikut terbawa ke sungai, akan menimbulkan masalah bagi ikan dan manusia. Ikan akan menderita karena air menjadi keruh, sedangkan manusia akan memperoleh kesulitan menavigasikan terusan yang menjadi lebih dangkal karena meningkatnya jumlah tanah di air. Sedangkan para petani akan kehilangan lapisan atas tanah yang penting untuk menanam tanaman. Sumber : http://world.mongabay.com/indonesian/ PDF nya bisa di download

Minggu, 27 Desember 2009

Inventarisasi Tegakan tinggal

ITT
Inventarisasi tegakan tinggal merupakan salah satu dari "rukun" sistem silvikultur di Indonesia, teknik ini digunakan paling banyak di kawasan HPH. Bila pelaksanaannya sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan pengolahan maka hasil yang didapatkan sesuai dan efek yang ditimbulkan akan sangat sedikit mengakibatkan kerusakan, tetapi pada prakteknya sangat banyak penyimpangan2 yang dilakukan oleh perusahaan2 HPH yang tidak bertanggung jawab dan mengakibatkan kerusakan yang sulit untuk diperbaiki kembali. Inventarisasi Tegakan Tinggal (ITT) adalah kegiatan pencatatan dan pengukuran pohon dan permudaan alam pada areal tegakan tinggal untuk mengetahui antara lain: komposisi jenis, penyebaran dan kerapatan pohon, jumlah dan tingkat kerusakan pohon inti. Maksud dari pelaksanaan ITT adalah untuk mengetahui jumlah, jenis dan mutu pohon inti dan permudaan yang rusak. ITT juga untuk mengetahui lokasi dan luas areal-areal terbuka/kurang permudaan pada petak kerja setelah penebangan. di bawah ini saya cantumkan beberapa literatur penelitian:
KAJIAN SISTEM SILVIKULTUR DAN PERTUMBUHAN HUTAN BEKAS TEBANGAN PADA BERBAGAI TIPE HUTAN DI SUMATERA BAGIAN UTARA Keanekaragaman Jenis Anakan Tingkat Semai dan Pancang di Hutan Alam ANALISIS NILAI TEGAKAN HUTAN ALAM (Analysis of Stumpage Value for Natural Forest) PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Dampak Pemanenan kayu Berdampak Rendah Terhadap Kerusakan Tegakan Tinggal di Hutan Alam